Baru saja sampai kosan dan saya merasa harus banget nulisin ini, sebelum lupa. Rasanya pengen sujud syukur ribuan kali karena Allah beri saya sesuatu yang benar-benar tak ternilai harganya, ilmu yang sangat bermanfaat dan juga teman-teman yang soleh dan solehah. Alhamdulillah setelah bergabung menjadi pengurus MTT, Allah berikan beberapa amanah untuk kegiatan-kegiatan dakwah perkantoran. Lalu Allah pertemukan saya dengan banyaaaaaaak sekali orang-orang hebat. Mereka adalah orang-orang terhebat yang pernah saya temui dalam lingkungan saya. Mereka adalah orang-orang yang keren ga cuma buat dirinya sendiri, terlebih lagi buat lingkungan mereka, dan buat agama mereka.
Selesai syuro selepas isya tadi di sekre MTT, sambil saya menyelesaikan notulensi rapat, saya pun dipanggil untuk ikut berdiskusi. “Oh,mbak Shelby belum pulang toh? Yuk mbak sini ikutan diskusi”. Ada mas Rifki, Hafizh, mas Fakhri dan pak Vanul saat itu, kami berdiskusi sebentar tentang materi apa aja yang perlu ada dalam kurikulum Sekolah Pra Nikah nanti. Kemudian mas Rifki pun pamit pulang dan kak Heli datang. Diskusi tetap berlanjut dengan tema yang berbeda dan disinilah saya merasa sangat sangat sangat bersyukur sekaligus malu luarbiasa. Dalam diam saya ga berhenti zikir ‘masyaAllah masyaAllah masyaAllah’ sambil nangis dalem hati. Diskusinya benar-benar berbobot dan sangat bermanfaat. Seperti Hafizh yang bercerita bagaimana teman-teman muslim yang ia temui saat studi di Prancis dapat dengan teguh menjaga izzah dan iffah mereka ditengah budaya Prancis yang begitu bebas. Dan tentang bagaimana sebaiknya kita sesama muslim menyikapi perbedaan-perbedaan furuiyyah. Dan tentang bagaimana strategi dakwah kita untuk menggaet sasaran dakwah yang berbeda, terutama anak muda. Dan ka Heli yang sharing tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk hari akhir dengan berlatih ibadah sunnah memanah dan berkuda. Dalam diskusi ini mereka juga menyebutkan kisah sahabat-sahabat Rasulullah saw yang berkenaan dengan apa yang kami diskusikan.
Saya? Cuma bisa melongo terdiam, menyimak dengan seksama sembari sesekali manggut-manggut ‘ooooh,begitu toh’ ‘oooh begini toh’. Senaaaaaaang banget rasanya karena bisa dapat ilmu seabrek-abrek, tapi juga malu luarbiasa karna saya tak sedikitpun tau tentang kisah shahabiyah yang dengan penuh semangat mereka ceritakan, pun tentang ustadz-ustadz atau tentang gerakan-gerakan Islam. Malu karena tak berilmu. Ah Shelby, selama ini ngapaian ajaaaaa. Buat saya, anak yang sedang belajar hijrah baru kemaren sore, dikelilingi oleh mereka yang begitu luas wawasan dan ilmunya tentang agama ini, membuat saya terpantik untuk belajar jauh lebih keras lagi. Rasanya sudah lama sekali tidak termotivasi seperti ini untuk lebih banyak mencari ilmu dan menjadi bermanfaat.
Ga sampai disini, selesai diskusi yang sangat berbobot ini, saya pun pulang bersama ka Heli. Ka Heli pun mengajak saya untuk ikut mampir kebeberapa rumah tetangganya untuk bersilaturahim. Ada satu hal yang paling saya inget dari banyak nasehat-nasehat bijak yang saya dapat dari ka Heli. “Saya itu kalau nyari kosan, yang dicari bukan bagaimana kosannya, tapi bagaimana lingkungannya. Apakah saya bisa membangun dan bermanfaat dilingkungan tersebut”. Mendengar ini saya tertohok, berbeda 180 derajat dari apa yang saya implementasikan. Kosan hanya sekedar kosan, tetangga kenalnya hanya beberapa di kiri dan kanan, itupun jarang sekali berinteraksi 😦
Rumah yang pertama kali kami kunjungi sangat sederhanaaaaa sekali. Kata ka Heli, tujuh kakak-beradik dirumah ini adalah anak-anak yang masyaAllah keren. “Mereka itu semangat semangat banget shel ngafal alQuran”. Saya malu lagi. Setelah pamit pulang dari rumah Ina dan Suma, kami berjalan sedikit, belok kiri, belok kanan, lalu terlihat beberapa anak laki-laki yang sedang membantu menampung air dari selang air besar yang bocor. “Dhooo, neyla ada dirumahkan?”. “Ada kak”, jawab anak yang ternyata namanya Ridho. Tak jauh dari sana, kami pun mengucap salam pada sebuah rumah yang juga sangat sederhana. Suasana ruang tamu yang cukup ramai terlihat dari luar teras. “Assalamu’alaikum buuu, saya Heli temennya Neyla mau ketemu Neyla”. “Oh iya neeeng,masuk aja, Neylanya ada didalam”. Setelah menyalami satu persatu keluarga di ruang tamu, saya dan ka Heli pun masuk kedalam. “Ka Shelby,kenalin ini Neyla”. “Halooo, Neylaaa, ya Allah dek kamu manis bangeeeet”. Anak yang baru saja menginjak usia 10 tahun beberapa hari yang lalu itu bernama Neyla. Anaknya cantik, manis dan tembem kayak saya. “Ka Shelby, Neyla ini anaknya kuat banget loooh. Lihat ini kakinya kemaren habis dikasih besi, tapi Neyla engga nangis, ya ngga Ney?”, jelas ka Heli. Lalu saya melihat ke arah kaki Neyla dan tersontak melihat kakinya yang tak lagi sempurna. Lalu saya menatap wajahnya, tak sedikitpun air mata yang menetes atau rona kesedihan terpampang disana. Ia hanya tersenyum malu. “Neyla tahun ini sekolah lagi kan? Udah siap untuk sekolah kan?”,tanya ka Heli. “Beluuum,masih maluuu”,jawabnya sambil terlihat malu. “Loh kok malu? Ga usah maluuu”. “Iya Neyla, ga usah maluuu. Kaka juga dulu pernah loh ke sekolah giginya ompong dua didepan tapi ga malu hehehe”. Neyla pun tersenyum. Lalu ka Heli ngajakin ‘boomerang’ untuk menghibur Neyla dan Neylapun tertawa. Ya Allah, seneeeeng banget rasanya lihat Neyla tertawa seperti itu. Dalam hati saya nangis lagi, banyak syukur dan juga malu. Bersyukur Allah pertemukan saya dengan Neyla, bersyukur anggota tubuh saya masih lengkap dan malu jauuuh kalah tegar dan kalah sabar dibandingkan seorang anak kecil yang masih duduk dibangku SD.
Setelah balik dari rumah Neyla, saya langsung pamitan dengan ka Heli yang harus siap-siap packing untuk pulkam. Sepanjang perjalanan saya merenung, lebih dalam dari hari-hari belakangan ini. Rasanya campur aduk semuanya. Bersyukur luar biasa karena bertubi-tubi Allah berikan nikmat ilmu dari orang-orang yang soleh dan nikmat hidayah atas hidup saya yang terlalu egois dan penuh kemalasan. Nikmat waktu yang luang sehingga bisa ikut berkontribusi dalam dakwah dan nikmat hati dan kaki yang ringan melangkah menuju tempat yang baik dan bertemu dengan orang-orang yang baik. Juga rasa malu, kesal dan kecewa dengan diri sendiri atas kemalasan yang terlalu lama dibiarkan. Astaghfirullahul’adzim 😦
Mohon doanya, semoga Shelby, gadis yang tahun lalu masih pake celana dan senengnya mitap-mitap doang, belum terlambat untuk ikut berlari dan berlomba dalam kebaikan bersama teman-teman semua. Semoga Shelby, yang masih merangkak dalam berhijrah, belum terlambat untuk menyebar kebaikan dan menjadi bermanfaat untuk lingkungan, agama dan perjuangan dakwah. Semoga Shelby Marsa, bisa Istiqomah dalam kebaikan 🙂 Bismillah 🙂
========================================================================
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menerangkan, “Para sahabat memahami bahwa mereka harus saling berlomba untuk meraih kemuliaan di surga. Mereka berusaha menjadi terdepan untuk menggapai derajat yang mulia tersebut. Oleh karena itu, jika di antara mereka melihat orang lain mendahului mereka dalam beramal, mereka pun bersedih karena telah kalah dalam hal itu. Inilah bukti bahwa mereka untuk menjadi yang terdepan.”
PS : Jazakumullahu khoyron untuk teman-teman MTT yang masyaAllah keren-keren banget dan super-inspiring. Semoga diriku bisa seperti kalian,aamiin. Jangan bosan-bosan buat terus sharing ilmu dan ngingetin diriku yang lebih sering khilafnya ini yaaa.