Kurang lebih udah setahun saya gak hidup di kampung halaman saya,Duri. Sekarang udah balik ke Duri,saya kira bakal ada perubahan lah. Eeeeh ternyata,kok jadi gini? Terlepas dari keindahan tata kota dan kenyamanan hidup di dalam kompleks Chevron, kehidupan di luar justru sebaliknya.
1. Lautan Aspal
Pertama sampai di Duri,saya dibangunkan papa saya yang waktu itu bilang, ” Shel, usahakan kalau pergi-pergi jangan lewat sini ya.Bahaya kali kalau lewat sini.” Sambil buka mata saya bertanya-tanya,loh,ini emang dimana,kok goyang dombret gini mobilnya. Saya bangun dan melihat sekeliling.Ooooh mai,ini jalan apa lautan aspal. Tepat di pendakian depan SMPN 4 Duri menuju simpang pokok jengkol, jalanannya udah gak rata sama sekali,bergelombang gak karuan. Ini jalanan aspal paling buruk yang pernah saya lalui seumur-umur. Mending jalan pasir kerikil-kerikil,masih datar, ini aspal padat yang dibolong-bolongin.Parah. Udah jelas jalanan ini dipakai sebagai jalan lintas timur (red:jalan yang dipakai untuk lalu lintas sepanjang sumatera) ,tiap harinya dilalui ratusan truk-truk berat, tapi kenapa aspalnya ga berkualitas gini. Katanya kabupaten terkaya kedua se-Indonesia (red:sumber) ,terus dananya hilang kemana ya ? Zzzzzzzzzz -______-
2. Pembangunan
Sejak 2008,the most anticipated building di Duri adalah MATOS (Mandau Town Square).Ekspetasi masyarakat sangat tinggi terhadap mall yang bakal jadi tempat gahol di Duri ini.Setiap mau balik ke Duri,pasti saya nanya ke orang Duri,”Gimana matos?Udah buka? ” Dan jawabannya selalu sama, ‘Belum’. Dan sampai sekarang,tahun 2011,Matos cuma jadi gedung berhantu, entah kapan mall ini akan dibuka.
Expectation
Reality
Pictures credit here
3. PLN dan PDAM
Lagi,terlepas dari enaknya hidup di dalam kompleks, di luar masyarakat sering dikesalkan dengan pelayanan masyarakat seperti PLN dan PDAM. Hampir tiap hari ada aja mati lampu,bahkan sampai 3x sehari,udah kayak minum obat aja. Entah apa yang menyebabkan mati lampu bisa sesering ini, beberapa kabar menyebutkan ada penambahan tiang listrik,tapi kenapa mati lampunya bisa sampai berminggu-minggu ya. Seringnya pemadaman listrik berimbas juga ke ketersediaan air, air dari PDAM sering tidak mengalir,jadi di Duri,air adalah hal yang sangat berharga dan sulit dicari. Apalagi suhu di Duri yang lebih dari 30 derajat celcius,bikin gerah,apalagi kalo mati lampu, keringet ngucur semua,mau mandi,eh airnya gak ada. Tapi untungnya mati lampunya siang-siang,jadi terang,coba aja kalo malam,zzzzzzz,gulita.
4. Perilaku Berkendara Masyarakat
Masih banyak ,sangat banyak lebih tepatnya,pengendara motor yang tidak menggunakan kelengkapan berkendara seperti spion dan helm. Apalagi yang muda-mudi,doyan banget deh rambut bondingnya terbang-terbang. Ada seorang remaja cewek yang sedang mengendarai motor tepat di depan saya,usianya sekitaran usia SMP dan kayaknya belum punya SIM,gak pakai helm dan gak bisa bedain mana kanan mana kiri. Pas dia belok kanan,eh sennya kiri,pas belok kiri,eh sen nya kanan,pas lurus,sennya idup juga 😐 .Spionnya diset pas kearah wajahnya,bukan melihat kondisi di belakang motor,tapi malah digunain buat ngaca,lurus-lurusin poni.Aduh dek,namanya kena angin gak bakal lurus deh tu poni,mending dikasih lem aja biar ga terbang -___- . Pernah juga ada seorang bapak yang mengendarai motor sambil merokok dan puntung rokoknya dibuang masih dalam keadaan berapi dan itu tepat di depan saya.Berbahaya sekali. Mungkin karena kurangnya razia dan pengawasan dari pihak keamanan membuat masyarakat jadi tidak disiplin. Jangankan razia, traffic lightnya aja sering mati dan polisinya ntah kemana.
Jalan bergelombang,listrik yang sering padam,sulitnya mencari air,kurangnya keamanan berkendara,papan baliho yang kosong dan koyak-koyak,semoga kedepannya semua ini udah gak ada lagi,digantikan dengan kenyamanan dan keamanan hidup yang setara dengan yang ada di balik pagar hijau di sana (di dalam). Amiiiiiin 😀
July 1, 2011 at 9:17 am
alhamdulillah ini semua gak kutemui di Jogja. Alhamdulillah…. hehehe…
Nah, shel, klo udah tau kota tercinta kita kayak gitu, kita yang muda mudi ini harus jadi teladan buat kedepannya dan juga sekaligus pembaharu (bener gak ya tulisannya?) buat kota kita ini.
Mudah2an nanti kita lulus dari univ masing2, balik ke duri dan kita percantik dia. Amin.
July 1, 2011 at 12:56 pm
Iya tok,dibandung juga gak ada kayak gitu.Heran ya,padahal penduduknya relatif lebih dikit daripada kota besar seharusnya pengaturannya juga gak lebih ribet kan,kenapa malah kebalik ya
semoga generasi penerusnya bukan tambah merusak,tapi aku gak ada rencana masa depan di duri tok hehe
July 5, 2011 at 3:21 pm
heeeee?sereeeemnya kota Duri…
mari kita tinggalkan kota duri.. #loh??!!
ehehehee
November 13, 2012 at 8:00 am
itu semua gax betul buktinya jalan yg di pendakian menuju poko…. gax rusak terus sama matos sekarang udah bukanya
December 27, 2012 at 4:45 pm
ya itukan postingannya udah lama mas -_____-”
matos juga bukanya setelah bertahun-tahun pembangunan,alhamdulillah banget itu akhirnya jadi,kirain bakal jadi sarang hantu -.-
jalan dipendakian juga setiap selesai perbaikan hanya bisa bertahan beberapa bulan,setelah itu bolong-bolong lagi
ya tapi teuteup,kita semua mengharapkan duri yang lebih maju,alhamdulillah kalau sekarang sudah ada kemajuan 🙂
June 9, 2014 at 9:58 am
Skrg uda bagus ya??tapi jngan ada